PENGARUH
KECERDASAN EMOSIONL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada saya. Sehingga saya mampu
menyelesaikan Makalah dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap
Prestasi Belajar Siswa SMA“ . Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi salah
satu syarat penilaian mata kuliah Metode Penelitian. Yang meliputi nilai tugas
, nilai individu , dan nilai keaktifan.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi
yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang,
04 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul .............................................................................................. i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kemampuan membaca seseorang
dipengaruhi oleh kesiapan membacanya. Kemampuan membaca pada siswa SMA
dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Setiap remaja memiliki berbagai cara
untuk mencapai hasil belajarnya seperti kebiasaan membaca.
Dalam
proses belajar siswa, intelegensi dan emosional sangat berpengaruh dan
diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan
emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan dikelas. Namun biasanya IQ
dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002,
dalam Firmansyah, 2010).
Kecerdasan emosional menyangkut
banyak aspek penting yaitu : Empati, memahami oranglain secara mendalam,
mengungkap dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan
menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi,
ketekunan, kesetiakawanan dan keramahan serta sikap hormat berpengaruh pada
keberhasilan proses belajar (dalam Wahyuningsih, 2004).
Kenyataannya
siswa sering membuat hidupnya kurang terkontrol adalah karena kurang mempunyai
impian besar, dalam artian kurang ada keinginan berprestasi dalam belajar
kedepannya seperti apa. Maka dari itu kecerdasan emosional memiliki peran
sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah maupun berkomunikasi dilingkungan
masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara meningkatkan kecerdasan emosional siswa SMA?
3. Adakah
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA?
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA.
D.
Manfaat
1.
Manfaat teoritis
Menambah
referensi ilmiah bagi perkembangan ilmu psikologi.
2.
Manfaat praktis
Diharapkan dapat
digunakan sebagai tambahan informasi yang dapat dijadikan acuan siswa SMA dalam
prestasi belajar mereka.
BAB
II
TELAAH
PUSTAKA
A.
Prestasi
Belajar
1. Definisi
Dalam proses pendidikan prestasi
dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan,
perubahan emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes
tertentu (Abdullah, 2008). Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarka
atas pengukuran tertentu (Ilyas, 2008).
2. Macam-macam prestasi belajar
Pemaknaan
menyeluruh prestasi belajar bukan hanya merupakan hasil intelektual saja,
melainkan harus meliputi tiga aspek yang dimiliki siswa yaitu aspek lognitif,
aspek afektif, aspek psikomotorik. Menurut Bloom dkk yang dikutip oleh Oemar
Haamalik mengkatagorikan prestasi belajar kedalam tiga ranah, yaitu:
a. Ranah
kognitif
Meliputi kemampuan pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah
afektif
Meliputi perilaku penerimaan,
sambutan, penilaian, organisasi dan karakteristik.
c. Ranah
psikomotorik
Meliputi kemampuan motorik berupa persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan dan kreativitas.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu “Faktor
Intern dan Faktor Ektern”.
a.
Faktor
Intern
1) Faktor
jasmani yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor
psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat bakat, motif, kematangan dan
kesiapan.
3) Faktor
kelelahan yaitu kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemahnya kondisi tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan.
b.
Faktor
ekternal
1) Faktor
keluarga siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara
orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi.
2) Faktor
sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan guru, relasi siswa dengan siwa, disiplin sekolah, pengajaran dan
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung metode belajar, dan tugas
rumah.
3) Faktor
masyarakat yang mempengaruhi belajar yaitu berupa kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Menurut Muhibbin Syah (2006:144) dalam psikologi
belajar mengelompokkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua macam
yaitu:
a.
Faktor
Internal
Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang meliputi faktor fisiologis dan aspek psikologis.
b.
Faktor
Ekternal
Faktor ekternal
terdapat dua macam, yaitu:
1) Lingkungan
sosial
2) Lingkungan
nonsosial
Menurut
W.S. Winkel (1983:43) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
a.
Faktor
Internal
Faktor ini berasal dari
individu anak itu sendiri yang meliputi:
1) Faktor
jasmaniah (Fisiologi) yang termasuk faktor ini antara lain : pengelihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2) Faktor
psikologi yang termasuk faktor ini antara lain intelektual (taraf intelegensi
kemampuan belajar dan cara belajar), nonintelektual (motivasi belajar, sikap,
perasaan, minat kondisi psikis, dan kondisi akibat sosiokultur), faktor kondisi
fisik.
b.
Faktor
ekternal
Faktor yang termasuk
pada faktor ekternal meliputi:
1) Faktor
pengaturan belajar di sekolah
2) Faktor
sosial di sekolah
3)
Faktor situasional
B.
Kecerdasan
Emosional
1.
Definisi
Menurut
Agus Efendi (2005:171) kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan
orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Menurut Cooper dan Sawaf (dalam Al
Tridhonanto, 2010:8) kecerdasan emosi dalah kemampuan untuk merasakan, memahami
dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber untuk
mendapatkan informasi, menjalin hubungan dengan orang lain dan memperoleh
pengaruh yang positif untuk mencapai kesuksesan.
2.
Ciri-ciri
utama pemikiran emosional
Menurut
Goleman (dalam Agus Efendi, 2005:192) tiga ciri pikiran emosional mengapa kecerdasan
emosional ini menjadi sangat penting, yaitu :
a. Respon
pikiran emosional jauh lebih cepat dari pada pikiran emosional.
b. Emosi
mendahului pikiran
c. Logika
emosional bersifat asosiatif
d. Memposisikan
masa lampau sebagai masa sekarang.
Menurut Salovey dalam Goleman (2000:58) kecerdasan
emosional dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
a. Mengenali
emosi diri
b. Mengelola
emosi
c. Memotivasi
diri sediri
d. Mengenali
emosi orang lain
e. Membina
hubungan.
C.
Hubungan
Antara Prestasi Belajar Dan Kecerdasan Emosional
Salah
satu faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah kecerdasan
emosional. Kecerdasan emosional yang ada pada diri siswa SMA ini turut
menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar. Karena semakin tinggi kecerdasan
emosional yang dimiliki maka kemampuan untuk mengenali, mengelola dan
memanfaatkan emosi agar mendukung kegiatan pembelajaran semakin tinggi, selain
itu kemampuan untuk dapat membina hubungan baik dengan orang lain juga akan
semakin tinggi sehingga juga turut membantu kelancaran dalam proses
pembelajaran. Maka dari itu, kecerdasan emosi penting untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa SMA.
D.
Hipotesis
Terdapat
pengaruh yang positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Identifikasi
Variabel Penelitian
Pengujian hipotesis
penelitian dilakukan setelah dikemukakan terlebih dahulu identifikasi
variabel-variabel penelitian. Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:38)
adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Adapun variabel-variabelnya dalam penelitian ini dalah
sebagai berikut :
1. Variabel
tergantung : Prestasi belajar
2. Variabel
bebas : Kecerdasan emosional
B.
Definisi
Operasional
Menurut
Suryabrata (2005:29-30) adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (diobervasi).
1.
Kecerdasaan
Emosional
Kecerdasan emosional adalah
serangkaian kemampuan pribadi, emossi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Aspek
kecerdasan emosional meliputi kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri
(kesadaran diri, mengelola emosi diri, emanfaatkan emosi secara produktif
(memotivasi diri sendiri), mengenali emosi orang lain (empati), dan kemampuan
untuk membina hubungan dengan orang lain.
2.
Prestasi
Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil
usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan
belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada
setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang disebut rapor.
C.
Metode
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Adapun metode
yang digunakan itu bermacam-macam, seperti observasi, wawancara, tes, dan
dokumentasi (Arikunto, 2006:158). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode pengumpulan data berupa skala, observasi dan dokumtasi berupa nilai
rapor.
Skala menunjukan
pada sebuah instrumen pengumpulan data yang bentuknya seperti daftar cocok
tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang (Arikunto,
2006:105). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala
likert yaitu skala yang berisi pernyataan-pertanyaan mengenai objek sikap
dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
1. Membuat
blue print sesuai indikator masing-masing variabel sebagai dasar penyusunan
skala.
2. Membuat
item yang relevan dengan masalah yang diteliti menjadi dua sifat yaitu item
favorabel, berupa kalimat pernyataan yaang mendukung pada objek sikap yang
bersifat positif dan item unfavorabel, berupa kalimat pernyataan yang tidak
mendukung pada objek sikap dan bersifat negtif.
3. Setiap
pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
4. Skor
item bergerak dari 4-1 untuk item favorabel dan 1-4 untuk item unfavorabel.
Skala yang digunakan dalam penelitian
adalah skala kecerdasan emosional, rancangan item skala kecerdasan emosional
sebagai berikut:
No
|
Aspek
|
Jumlah
Item
|
Jumlah
|
|
Favorabel
|
Unfavorabel
|
|||
1.
|
Mengenali
kemampuan emosi diri
|
3
|
3
|
6
|
2.
|
Mengelola
emosi
|
3
|
3
|
6
|
3.
|
Memotivasi
diri sendiri
|
3
|
3
|
6
|
4.
|
Mengenali
emosiorang lain
|
3
|
3
|
6
|
5.
|
Membina
hubungan
|
3
|
3
|
6
|
Jumlah
|
15
|
15
|
30
|
Observasi
adalah metode pengumpulan data yang diarahkan pada kegiatan melihat dan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan yang antar aspek dalam fenomena tersebut (Anwar,2010).
D.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
dalam penelitian sosial (Arikunto,2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XII SMA, yang dimana mengambil dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan
XI IPS 1 terdiri dari 27 murid antaranya 15 siwa dan 11 siswi jadi, total
keseluruhan subjek adalah 53 siswa.
2.
Sampel
Sampel
adalah sebagian dari populasi. Karena sampel merupakan bagian dari populasi,
tentulah sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki populasi. Apabila subjek
penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto,2006).
Sampel dalam penelitian ini merupakan
sampel populasi yakni siswa kelas XI yang mengambil dua kelas XI IPA 1 dan XI
IPS 1 berjumlah 53 siswa. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah
dua kelas XI karena responden tidaak lebih dari 100 orang.
E.
Validitas
dan Reliabilitas
1.
Validitas
Azwar (2004:5) mengatakan bahwa
validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan funsi ukurnya. Suatu alat ukur
memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan dilakukannya pengukuran tersebut.
Peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Person (Hadi,
2004:294). Adapun rumus yang digunakan dalam korelasi product moment menurut
Hadi (2004:294) sebagai berikut :
2.
Reliabilitas
Menurut Azwar (1999:83)
reliabilitas mengacu kepada konsistensi keterpercayakan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. Teknik yang digunakan untuk
reliabilitas skala dalam penelitian ini adalah teknik analisis dari Alpha
Cronback, alasannya digunakan formula ini adalah karena hasil reliabilitas yang
diperoleh dapaat lebih cermat dan mendekati hasil sebenarnya (Azwar, 2011:75). Rumusnya
:
F.
Analisis
Data
Pengolahan data
penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara
mengoorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat
ditafsirkan (Azwar, 2011:123).
1.
Uji
Asumsi
Sebagai
syarat penggunaan statistik parametik, maka sebelumnya dianalisi terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan uji
normalitas, dimana nilai y (variabel terikat) didistribusikan secara normal
terhadap nilai x (variabel bebas). Upaya sebuah model regresi, variabel
dependent dan variabel independent atau keduanya mempunyai distrubusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Pedoman yang digunakan untuk normal tidaknya sebaran adalah
jika p > 0,05 maka data dikatakan normal, sedangkan apabila p < 0,05 maka
data dikatakan tidak normal.
DAFTAR PUSTAKA
Chusna.
2014. BAB I Pendahuluan. Repo.iain-tulungagung.ac.id>BAB I. diakses tanggal
26 September 2016.
Firmansyah.
2010. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi.
Repository.uinjkt.ac.id. diakses tanggal 5 Oktober 2016
Hariyanto.
2010. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Googleweblight.com/?lite_url=http://belajarpsikologi.com/factor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/8ei.
Diakses tanggal 26 September 2016.
Mahmudah,
Siti. 2016. Etheses of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University.
Etheses.uin-malang.ac.id>view>supervior.ac.id. diakses tanggal 5 Oktober
2016.
Riza Alfian
E., 2012. BAB II Kajian Teori A Deskriptif Teoritis. Eprints.uny.ac.id>bab2.
Diakses tanggal 26 September 2016.
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar