Minggu, 07 Mei 2017

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA



PENGARUH KECERDASAN EMOSIONL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA






KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada saya. Sehingga saya mampu menyelesaikan Makalah dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA“ . Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Metode Penelitian. Yang meliputi nilai tugas , nilai individu , dan nilai keaktifan.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
                                                                                    Semarang, 04 Oktober 2016

                                                                                                Penyusun








DAFTAR ISI

Halaman Judul   ..............................................................................................      i




















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Kemampuan membaca seseorang dipengaruhi oleh kesiapan membacanya. Kemampuan membaca pada siswa SMA dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Setiap remaja memiliki berbagai cara untuk mencapai hasil belajarnya seperti kebiasaan membaca.
Dalam proses belajar siswa, intelegensi dan emosional sangat berpengaruh dan diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan dikelas. Namun biasanya IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002, dalam Firmansyah, 2010).
            Kecerdasan emosional menyangkut banyak aspek penting yaitu : Empati, memahami oranglain secara mendalam, mengungkap dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan dan keramahan serta sikap hormat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar (dalam Wahyuningsih, 2004).
            Kenyataannya siswa sering membuat hidupnya kurang terkontrol adalah karena kurang mempunyai impian besar, dalam artian kurang ada keinginan berprestasi dalam belajar kedepannya seperti apa. Maka dari itu kecerdasan emosional memiliki peran sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah maupun berkomunikasi dilingkungan masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional siswa SMA?
2.      Bagaimana Upaya untuk menarik minat siswa SMA pada prestasi belajarnya?
3.      Adakah pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA?

C.    Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA.
D.    Manfaat
1.      Manfaat teoritis
Menambah referensi ilmiah bagi perkembangan ilmu psikologi.
2.      Manfaat praktis
Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi yang dapat dijadikan acuan siswa SMA dalam prestasi belajar mereka.



BAB II
TELAAH PUSTAKA

A.    Prestasi Belajar
1.      Definisi
Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008). Prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarka atas pengukuran tertentu (Ilyas, 2008).
2.      Macam-macam prestasi belajar
Pemaknaan menyeluruh prestasi belajar bukan hanya merupakan hasil intelektual saja, melainkan harus meliputi tiga aspek yang dimiliki siswa yaitu aspek lognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Menurut Bloom dkk yang dikutip oleh Oemar Haamalik mengkatagorikan prestasi belajar kedalam tiga ranah, yaitu:
a.       Ranah kognitif
Meliputi kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.      Ranah afektif
Meliputi perilaku penerimaan, sambutan, penilaian, organisasi dan karakteristik.
c.       Ranah psikomotorik
Meliputi kemampuan motorik berupa persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan dan kreativitas.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu “Faktor Intern dan Faktor Ektern”.
a.      Faktor Intern
1)      Faktor jasmani yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2)      Faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
3)      Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemahnya kondisi tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan.
b.      Faktor ekternal
1)      Faktor keluarga siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi.
2)      Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi siswa dengan siwa, disiplin sekolah, pengajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung metode belajar, dan tugas rumah.
3)      Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar yaitu berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Menurut Muhibbin Syah (2006:144) dalam psikologi belajar mengelompokkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua macam yaitu:
a.      Faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi faktor fisiologis dan aspek psikologis.
b.      Faktor Ekternal
Faktor ekternal terdapat dua macam, yaitu:
1)      Lingkungan sosial
2)      Lingkungan nonsosial
Menurut W.S. Winkel (1983:43) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a.      Faktor Internal
Faktor ini berasal dari individu anak itu sendiri yang meliputi:
1)      Faktor jasmaniah (Fisiologi) yang termasuk faktor ini antara lain : pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2)      Faktor psikologi yang termasuk faktor ini antara lain intelektual (taraf intelegensi kemampuan belajar dan cara belajar), nonintelektual (motivasi belajar, sikap, perasaan, minat kondisi psikis, dan kondisi akibat sosiokultur), faktor kondisi fisik.
b.      Faktor ekternal
Faktor yang termasuk pada faktor ekternal meliputi:
1)      Faktor pengaturan belajar di sekolah
2)      Faktor sosial di sekolah
3)      Faktor situasional
B.     Kecerdasan Emosional
1.      Definisi
Menurut Agus Efendi (2005:171) kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Menurut Cooper dan Sawaf (dalam Al Tridhonanto, 2010:8) kecerdasan emosi dalah kemampuan untuk merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber untuk mendapatkan informasi, menjalin hubungan dengan orang lain dan memperoleh pengaruh yang positif untuk mencapai kesuksesan.
2.      Ciri-ciri utama pemikiran emosional
Menurut Goleman (dalam Agus Efendi, 2005:192) tiga ciri pikiran emosional mengapa kecerdasan emosional ini menjadi sangat penting, yaitu :
a.       Respon pikiran emosional jauh lebih cepat dari pada pikiran emosional.
b.      Emosi mendahului pikiran
c.       Logika emosional bersifat asosiatif
d.      Memposisikan masa lampau sebagai masa sekarang.
Menurut Salovey dalam Goleman (2000:58) kecerdasan emosional dibagi menjadi tiga aspek yaitu:
a.       Mengenali emosi diri
b.      Mengelola emosi
c.       Memotivasi diri sediri
d.      Mengenali emosi orang lain
e.       Membina hubungan.

C.     Hubungan Antara Prestasi Belajar Dan Kecerdasan Emosional
Salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang ada pada diri siswa SMA ini turut menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar. Karena semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki maka kemampuan untuk mengenali, mengelola dan memanfaatkan emosi agar mendukung kegiatan pembelajaran semakin tinggi, selain itu kemampuan untuk dapat membina hubungan baik dengan orang lain juga akan semakin tinggi sehingga juga turut membantu kelancaran dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, kecerdasan emosi penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA.
D.    Hipotesis
Terdapat pengaruh yang positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SMA


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Identifikasi Variabel Penelitian
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan setelah dikemukakan terlebih dahulu identifikasi variabel-variabel penelitian. Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:38) adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel-variabelnya dalam penelitian ini dalah sebagai berikut :
1.      Variabel tergantung    : Prestasi belajar
2.      Variabel bebas             : Kecerdasan emosional
B.      Definisi Operasional
Menurut Suryabrata (2005:29-30) adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobervasi).
1.      Kecerdasaan Emosional
Kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emossi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Aspek kecerdasan emosional meliputi kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri (kesadaran diri, mengelola emosi diri, emanfaatkan emosi secara produktif (memotivasi diri sendiri), mengenali emosi orang lain (empati), dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.
2.      Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang disebut rapor.



C.    Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Adapun metode yang digunakan itu bermacam-macam, seperti observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi (Arikunto, 2006:158). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa skala, observasi dan dokumtasi berupa nilai rapor.
Skala menunjukan pada sebuah instrumen pengumpulan data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang (Arikunto, 2006:105). Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala likert yaitu skala yang berisi pernyataan-pertanyaan mengenai objek sikap dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
1.      Membuat blue print sesuai indikator masing-masing variabel sebagai dasar penyusunan skala.
2.      Membuat item yang relevan dengan masalah yang diteliti menjadi dua sifat yaitu item favorabel, berupa kalimat pernyataan yaang mendukung pada objek sikap yang bersifat positif dan item unfavorabel, berupa kalimat pernyataan yang tidak mendukung pada objek sikap dan bersifat negtif.
3.      Setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
4.      Skor item bergerak dari 4-1 untuk item favorabel dan 1-4 untuk item unfavorabel.
Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala kecerdasan emosional, rancangan item skala kecerdasan emosional sebagai berikut:



No
Aspek
Jumlah Item
Jumlah
Favorabel
Unfavorabel
1.
Mengenali kemampuan emosi diri
3
3
6
2.
Mengelola emosi
3
3
6
3.
Memotivasi diri sendiri
3
3
6
4.
Mengenali emosiorang lain
3
3
6
5.
Membina hubungan
3
3
6
Jumlah
15
15
30
                                                                                                           
Observasi adalah metode pengumpulan data yang diarahkan pada kegiatan melihat dan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan yang antar aspek dalam fenomena tersebut (Anwar,2010).
D.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian sosial (Arikunto,2006). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA, yang dimana mengambil dua kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPS 1 terdiri dari 27 murid antaranya 15 siwa dan 11 siswi jadi, total keseluruhan subjek adalah 53 siswa.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Karena sampel merupakan bagian dari populasi, tentulah sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki populasi. Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto,2006).
Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel populasi yakni siswa kelas XI yang mengambil dua kelas XI IPA 1 dan XI IPS 1 berjumlah 53 siswa. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas XI karena responden tidaak lebih dari 100 orang.
E.      Validitas dan Reliabilitas
1.      Validitas
Azwar (2004:5) mengatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan funsi ukurnya. Suatu alat ukur memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan dilakukannya pengukuran tersebut. Peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Person (Hadi, 2004:294). Adapun rumus yang digunakan dalam korelasi product moment menurut Hadi (2004:294) sebagai berikut :

2.      Reliabilitas
Menurut Azwar (1999:83) reliabilitas mengacu kepada konsistensi keterpercayakan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Teknik yang digunakan untuk reliabilitas skala dalam penelitian ini adalah teknik analisis dari Alpha Cronback, alasannya digunakan formula ini adalah karena hasil reliabilitas yang diperoleh dapaat lebih cermat dan mendekati hasil sebenarnya (Azwar, 2011:75). Rumusnya :
F.     Analisis Data
Pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengoorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat ditafsirkan (Azwar, 2011:123).



1.      Uji Asumsi
Sebagai syarat penggunaan statistik parametik, maka sebelumnya dianalisi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan uji normalitas, dimana nilai y (variabel terikat) didistribusikan secara normal terhadap nilai x (variabel bebas). Upaya sebuah model regresi, variabel dependent dan variabel independent atau keduanya mempunyai distrubusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pedoman yang digunakan untuk normal tidaknya sebaran adalah jika p > 0,05 maka data dikatakan normal, sedangkan apabila p < 0,05 maka data dikatakan tidak normal.


















DAFTAR PUSTAKA

Chusna. 2014. BAB I Pendahuluan. Repo.iain-tulungagung.ac.id>BAB I. diakses tanggal 26 September 2016.
Firmansyah. 2010. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi. Repository.uinjkt.ac.id. diakses tanggal 5 Oktober 2016
Hariyanto. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Googleweblight.com/?lite_url=http://belajarpsikologi.com/factor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/8ei. Diakses tanggal 26 September 2016.
Mahmudah, Siti. 2016. Etheses of Maulana Malik Ibrahim State Islamic University. Etheses.uin-malang.ac.id>view>supervior.ac.id. diakses tanggal 5 Oktober 2016.
Riza Alfian E., 2012. BAB II Kajian Teori A Deskriptif Teoritis. Eprints.uny.ac.id>bab2. Diakses tanggal 26 September 2016.









LAMPIRAN


















0 komentar:

Posting Komentar