Minggu, 07 Mei 2017

PERILAKU TIM KERJA



PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
PERILAKU TIM KERJA


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah dengan judul “Perilaku Tim Kerja“ . Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Yang meliputi nilai tugas , nilai individu , dan nilai keaktifan.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
 Semarang, 02 Maret 2017

                                                                                                Penyusun







BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Organisasi yang tidak menggunakan tim adalah organisasi yang patut dijadikan berita. Kira-kira 80 persen dari perusahaan Fortune 500 saat ini menempatkan separuh atau lebih karyawan mereka dalam tim. 68 persen dari manufactur kecil di AS juga menggunakan tim di berbagai area produksi mereka. Bukti menunjukkan bahwa tim biasanya bekerja lebih baik dari pada individu ketika tugas-tugas yamg dilakukan membutuhkan banyak keterampilan pendapat, dan pengalaman. Ketika menyusun ulang dirinya sendiri untuk bersaing secara lebih efektif dan efisien, organisasi berubah menjadi beberapa tim sebagai sebuah cara yang lebih baik untuk menggunakan bakat-bakat karyawan.  Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih fleksibel dan responsive terhadap berbagai peristiwa yang selalu berubah daripada departemen-departemen tradisional atau bentuk-bentuk pengelompokan permainan lainnya. Tim memiliki kecakapan untuk berkumpul, menyebarkan, berkumpul kembali, dan membubarkan diri dengan cepat
            Tetapi jangan mengabaikan berbagai sifat memotivasi dari tim. Konsisten mengenai peran keterlibatan karyawan sebagai motivator, tim memudahkan partisipasi karyawan dalam membuat berbagai keputusan. Sebagai contoh berbagai pekerja lini perakitan di John Deere merupakan bagian dari tim tim penjualan yang membantu para pelanggan. Para pekerja ini mengenal produk-produk tersebut lebih baik daripada penjual tradisional manapun, dan dengan berkeliling serta berbicara dengan para petani, para pekerja yang dibayar perjam ini mengembangkan berbagai ketrampilan baru dan menjadi lebih terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan mereka. Jadi penjelasan lain untuk popularitas tim adalah tim merupakan sbuah cara yang efektif bagi manajemen untuk mendemotratitasi organisasi mereka dan meningkatkan motivasi karyawan.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian Tim ?
2.      Apa perbedaan kelompok dengan Tim kerja?
3.      Apa saja jenis-jenis Tim?
4.      Bagaimana membentuk tim kerja yang kreatif?
5.      Bagaimana mengubah individu menjadi tim?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian tim.
2.      Mempelajari bagaimana membentuk tim kerja yang kreatif.
3.      Mempelajari cara mengubah individu menjadi bentuk tim.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tim
Menurut Kreitner dan Kinichi (2010: 306), tim adalah sejumlah kecil orang dengan ketrampilan komplementer yang mempunyai komitmen pada maksud bersama, tujuan, kinerja dan pendekatan untuk mana mereka menjaga diri mereka saling bertanggung jawab .
B.     Perbedaan antara kelompok dan tim
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggung jawabnya. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menhasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Tim kerja (work team) menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukkan.
Menurut Robbin dan Judge (2011: 349) (a) work group atau kelompok kerja merupakan kelompok yang berinteraksi terutama berbagi kelompok melakukan dalam bidang tanggung jawabnya. (b) work team atau tim kerja merupakan sebuah kelompok dimana hasil usaha individual dalam kinerja lebih besar dari jumlah masukkan individual.
C.    Jenis – jenis tim kerja
Jenis tim kerja terdiri dari : tim penyelesaian masalah, tim kerja yang mengelola diri sendiri, tim lintas fungsional, dan tim virtual.
1.      Tim penyelesaian masalah
Kelompok yang terdiri atas 5-12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selama beberap jam setiap minggunya untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efisien, dan lingkungan kerja.



2.      Tim kerja yang mengelola sendiri
Kelompok yang terdiri atas 10-15 karyawan yang memikul tanggung jawab dan para pengawas mereka yang terdahulu.
3.      Tim lintas fungsional
Para karyawan yang berasal dari tingkat hierarkis yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan tugas.
4.      Tim virtual
Tim yang menggunakan teknologi computer untuk  menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama.
D.    Menciptakan tim kerja kreatif
Menurut Kreitner Kinicki (2010: 310) menjelaskan bahwa efektifitas tim dibentuk oleh dua kriteria, yaitu: (1) performance, apabila tim dapat mencapai hasil seperti diharapkan. (2) viability, ditunjukkan bahwa anggota puas dengan pengalaman tim. Anggota berkeingnan melanjutkan memberi kontribusipada usaha tim.
Disisi lainnya, efektifitas tim akan dapat dicapai melalui team-friendly organization, suatu organisasi yang terbiasa mencapai tujuannya dengan menggunakan tim. Sebagai inti organisasi adalah work team, tim kerja. dalam work team, individu memiliki kompetensi kerja sama dan terjadi kerja sama yang efektif.
7.      Open communication
8.      Clear rolesand work assignment
9.      Shared leadership
10.  External relations
11.  Style diversity
12.  Self-assessment

 
Kerjasama tim yang efektif dapat dilihat dari terdapatnya karakteristik sebagai berikut :
1.      Clear Purpose
2.      Informality
3.      Paeticipation
4.      Listening
5.      Civilized Disagreement
6.      Consensus decision
Komponen untuk menciptakan tim yang kreatif
Konteks
·         Sumber-sumber yang memadai
·         Kepemimpinan dan struktur
·         Suasana kepercayaan
·         Evaluasi kinerja dan sistem-sistem penghargaan
Komposisi
·         Kemampuan dari para anggota
·         Kepribadian
·         Alokasi paran-peran
·         Perbedaan
·         Ukuran tim-tim
·         Fleksibilitas anggota
·         Pilihan-pilihan anggota
Rancangan pekerjaan
·         Otonomi
·         Keanekaragaman keterampilan
·         Identitas tugas
·         Arti tugas
Proses
·         Tujuan umum
·         Tujuan Khusus
·         Efektifitas tim
·         Tingkat konfik
·         Kemalasan sosial
E.     Tantangan Tim
Kegagalan dapat disebabkan karena kesalahan dalam managemen maupun karena harapan yang tidak realistis (Kreitnerdan Kinicki, 2010: 313) :
1.      Kesalahan dilakukan managemen.
Managemen melakukan pekerjaan buruk dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tim dan kerja sama. (a) tim tidak dapat mengatasi kelemahan strategi dan praktik bisnis buruk, (b) lingkungan bermusuhan terhadap tim, (c) tim dipakai sebagai mode, ditetapkan dengan cepat, tidak ada komitmen jangka panjang, (d) pelajaran dari satu tim tidak ditransfer kelainnya, (e) samar-samar atau konflik penugasan tim, (f) staffing tim buruk, dan (g) kurangnya kepercayaan.
2.      Masalah dialami anggota tim
     Harapan yang tidak realistis menyebabkan frustasi, hal tersebut terjadi karena : (a) berusaha melakukan terlalu banyak dan terlalu cepat, (b) konflik atas perbedaan dalam gaya pekerjaan personal, (c) terlalu menekankan pada hasil, tidak cukup pada proses tim dan dinamika kelompok, (d) hambatan yang diantisipasi menyebabkan tim berhenti, (e) resistansi untuk melakukan sesuatu secara berbeda, (f) kemampuan interpersonal buruk, (h) kuranggnya kepercayaan.
F.     Mengubah individu menjadi tim
              Robins dan Judge, (2011: 363) merekomendasi langkah sebagai berikut :
1.      Selecting : Hiring Team Players. Ketika menerima anggota tim, pastikan calon dapat memenuhi peran tim mereka sebagai persyaratan teknis.
2.      Trainning: Creating Team Players. Spesialis pelatihan dapat melakukan latihan yang memungkinkan pekerja mencari pengalaman kerjasama yang memuaskan. Lokakarya dapat membantu pekerja memperbaikki pemecahan masalah, komunikasi, negosiasi, manajemen konflik, dan keterampilan coaching.
3.      Rewarding: Providing Incentives to be a good team player. System reward organisasi harus ditinjau kemballi untuk mendorong usaha kooperatif daripada kompetitif.
G.    Keuntungan dan kerugian tim dalam organisasi
1.      Kinerja yang meningkat
        Kinerja yang meningkat dapat datang dalam banyak bentuk, termasuk produktifitas, kualitas, dan pelayanan pelanggan yang lebih baik.
2.      Tunjangan karyawan
        Para karyawan memiliki kehidupan kerja yang lebih baik, menghadapi lebih sedikit stress ditempat kerja, dan menggunakan lebih sedikit progam bantuan karyawan.
3.      Biaya yang berkurang
        Ketika tim yang diberikan wewenang mengurangi pertengkaran, melakukan lebih sedikit kesalahan, mengajukan lebih sedikit tuntutan kompesensi pekerja, serta mengurangi ketidakhadiran dan perputaran, organisasi yang berdasarkan pada tim menunjukkan pengurangan biaya yang signifikan dan tidak ingin mengecewakan.
4.      Peningkatan organisasi
Kerugian Tim
        Istilah kesulitan berubah untuk suatu organisasi berbasis-tim. Para manager telah mengungkapkan kekecewaan dan kebingungan tentang peran-peran baru mereka sebagai pelatih dan fasilisator, terutama jika mereka mengembangkan keterampilan manajerial mereka dibawah filosofi managemen hierarkis tradisional yang lama. Kerugian lain yang berkaitan dengan tim adalah kelambanan proses perkembangan tim yang menyeluruh. Pengabaian premature perubahan menjadi organisasi berbasis tim, kerugian dalam produktifitas dan efisiensi akan sangat sulit ditutup.



BAB III
CONTOH KASUS
            Kasus Tim Virtual di T.A Stearns
       T.A. Stearns merupakan sebuah kantor akuntan pajak nasional yang bisnis utamanya adalah jasa pengolahan pajak untuk individu. Stearns memperoleh reputasi yang baik karena kualitas nasihat dan keunggulan jasanya. Kunci penting dari pencapaian reputasi adalah basis data komputer yang selalu up-to-date dan peralatan analisis yang digunakan oleh para karyawan ketika melakukan konseling dengan para klien. Program ini dikembangkan oleh para individu ini sangat teknis, baik dalam hukum pajak yang mereka cakup maupun hukum yang tertulis di kitab undang-undang. Penyempurnaannya membutuhkan tingkat keterampilan pemrograman yang tinggi dan kemampuan untuk memahami hukum. Penciptaan berbagai program ini dilakukan di lingkungan vrtual oleh empatorang pemrogram di daerah Boston yang lebih besar. Keempat orang tersebut bekerja di rumah dan saling terhubung dengan perusahaan melalui email, telepon, dan perangkat lunak  konferensi. Pertemuan formal antara semua pemrogram di tempat kerja hanya dilakukan beberapakali dalam satu tahun, meskipun para pekerja terkadang bertemu secara informal di luar berbagai kesempatan yang sudah di jadwalkan. Berikut ini keempat pemrogram yaitu, Tom Andrew,  Cy Crane, Marge Dector, dan Megan Harris.
       Keempat karyawan Stearns ini mendapatkan bayaran, yang konsisten dengan kebiasaan perusahaan, dengan bernegosiasikan secara terpisah dan secara rahasia oleh manajemen. Meskipun  setiap karyawan diharuskan mendaftarkan diri secara  tetap setiap hari kerja, mereka diberitahu ketika dipekerjakan bahwa mereka bisa bekerja di mana pun yang mereka inginkan.  Tentu saja, fleksibilitas merupakan salah satu nilai plus dari pekerjaan ini. Ketika diminta membuat perubahan yang besar untuk program, para pemrogram sering mengembangkan alat dan program yang disebut Makro, yang membantu mereka melakukan pekerjaan dengan lebih efesien. Makro sangat meningkatkan kecepatan dalam menuliskan perubahan dalam suatu program. Cy, terutama, benar-benar menyukai menghabiskan waktu dengan makro. Misalnya, dalam sebuah proyek baru-baru ini, ia terobsesi dengan prospek menciptakan jalan pintas yang bisa membuat dirinya menghemat banyak waktu. Satu minggu setelah mengumpulkan kodenya dn surat pemberitahuannya ke perusahaan, Cy membual kepada Tom bahwa ia menciptaakan sebuah makro baru yang membuatnya menghemat 8 jam waktu kerja dalam minggu itu. Awalnya Tom ragu dengan jalan pintas itu, tetapi setelah mencobanya, ia benar-benar memperoleh banyak penghematan waktu.
       Stearns memiliki sebuah program saran karyawan yang menghargai para karyawan untuk berbagai inovasi yang menghemat uang perusahaan. Program tersebut memberi seorang karyawan 5% penghemat yang dihasilkan dari inovasi mereka dalam satu periode tiga bulan. Perusahaan tersebut juga mempunyai sebuah rencana pembagian laba. Tom dan Cy merasa bahwa sejumlah kecil uang yang akan diberikan oleh perusahaan sebagai penghargaan tidak akan mengimbangi waktu bebas yang mereka dapatkan dengan makro baru mereka. Mereka menginginkan waktu untuk santai atau pekerjaan konsultasi. Mereka juga takut tim mereka akan rugi apabila manajemen mengetahui tentang inovasi tersebut. Ini akan memungkinkan tiga orang melakukan pekerjaan empat orang, yang bisa berarti seseorang dapat kehilangan pekerjaannya. Jadi, mereka tidak berbagi makro inovatif mereka dengaan manajemen.
       Meskipun Tom dan Cy tidak akan berbagi inovasi tersebut dengan manajemen, mereka khawatir bahwa mereka memasuki musim sibuk dan tahu bahwa semua orang dalam tim itu akan tertekan beban kerja yang berat. Mereka memutuskan untuk mendistribusikan makro tersebut kepada paraa anggota lain dari tim mereka dan bersumpah tentang kerahasiaannya. Beberapa waktu ektra mereka untuk mendorong kualitas kerja mereka menjadi lebih tinggi. Tetapi, sekarang mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk mengejar berbagai kepentingan mereka sendiri.
       Dave Regan, manajer dalam organisasi tim kerja tersebut, menyadari adanya inovasi tersebut beberapa minggu setelah pertama kali ia diimplementasikan. Ia bertanya mengapa waktu produksi mengalami sedikit penurunan sementara kualitas meningkat, dan ia mendapat sebuah jawaban melalui firasat pertamanya ketika ia melihat sebuah email marge untuk Cy yang berterima kasih kepadanya karena telah membantunya menghemat begitu banyak waktu dengan ide luar biasanya oleh karna tidak ingin membuat kelompok karyawannya malu, manajer tersebut memberi isyarat kepada Tom bahwa ia ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, tapi ia tidak mendapatkan apapun.
       Ia tidak memberi tahu manajernya sendiri tentang kecurigaannya, dengan alasan karena adanya kenaikan kualitas dan produktivitas, ia tidak perlu mengetahui persoalan tersebut lebih lanjut. Dave baru saja mengetahui bahwa Cy menyombongkan triknya kepada seorang anggota dari tim kerja virtual lain dalam perusahaan tersebut. Tiba-tiba, situasi tampaknya menjadi tak terkendali. Akhirnya Cy menjelaskan bahwa inovasi yang di tindakan tim dibenarkan untuk melindungi dirinya sendiri. Dave tahu bahwa atasanya sendiri akan segera mengetahui situasi ini dan ia akan mencari jawaban-jawaban dari dirinya.
Analisis kasus
Kelompok di T.A. Stearns adalah sebuah tim
karena semua pekerjaan dilakukan secara bersama-sama melalui sebuah lingkungan virtual. Meski antara karyawan terbagi atas masing-masing tugas utama mereka tetapi mereka akan membantu karyawan lainnya untuk mengerjakan tugas apabila salah satu karyawan mengalami masalah pribadi. Terdapat 4 jenis tim yaitu tim penyelesaian masalah, tim kerja yang mengelola diri sendiri, tim lintas fungsional, dan tim virtual. Pada kasus Stearns ini sudah jelas bahwa Tom Andrew,  Cy Crane, Marge Dector, dan Megan Harris merupakan sebuah tim jenis virtual. Tim virtual merupakan tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota-anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama. Pada kasus ini di tunjukan dengan mereka bekerja dirumah dan saling berhubung dengan perusahaan melalui email, telepon, dan perangkat lunak konferensi guna menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan bersama.
Terdapat tindakan yang tidak etnis yang di munculkan
Seluruh anggota tim bertindak tidak etnis karena mereka merahasiakan inovasi baru dari program makro yang di temukan Cy kepada manajernya. Program makro ini dapat membantu mereka melakukan pekerjaan yang lebih efesien.karena efesien waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, itu yang menjadi alasan mereka untuk merahasiakannya kepada manajer agar salah satu dari mereka tidak dipecat. Karena program itu memunkinkan pekerjaan yang dilakukan oleh 4 orang menjadi 3 orang.
Dua karakteristik pembuatan keputusan yang buruk yang di tunjukan
Yang pertama mereka mempunyai sebuah inovasi untuk meningkatkan kualitas kerja dan menghemat waktu kerja tetapi mereka menutupinya dari perusahaan agar mendapat waktu tenggang. Yang kedua salah satu anggota tim yaitu Cy yang lebih mementingkan ego sendiri daripada menjaga keakraban tim.
Dave seorang pemimpin yang tidak efektif
Karena Dave kurang memahami dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anggota tim. Sedangkan sebuah tim dan manajernya harus ada komunikasi yang baik, respon, dan koordinasi dan pengaturan tingkat tinggi. Evaluasi kerja individu juga dibutuhkan untuk mengetahui kekurangan dan kebutuhan anggota tim.  Manajer harus memberikan kebebasan dan otonomi kepada para timnya serta memberikan penghargaan kepada individu atas upaya kerjasama yang telah dilakukan.
Dave harus mampu memahami dan mengatur tingkat perkembangan, kekompakan, norma-norma dan konflik supaya dapat membangun tim yang efektif. Keefektifan sebuah tim kerja didasarkan pada dua hasil yaitu sebagai seorang pemimpin tim, dave juga harus mampu mengharmonisasikan kinerja tim dengan sistem manajemen yang ada di perusahaan Stearns.
      
DAFTAR PUSTAKA

Robbins Stephen P. , Judge Timothy A. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Buku 1. Salemba Empat,  Jakarta ,2012 hal 402-437
Wibowo. Perilaku Dalam Organisasi. Rajawali Pers, Jakarta , 2015.
Moorhead, Griffin. Perilaku Organisasi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi Edisi 9. Salemba Empat, Jakarta , 2013.
Robbins Stephen P. , Judge Timothy A. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 16. Salemba Empat,  Jakarta ,2014 BAB 10 Memahami kerja tim

1 komentar: