LAPORAN MODIFIKASI PERILAKU ANAK TAKUT PERGI KE KAMAR
MANDI SENDIRIAN PADA MALAM HARI
A. IDENTITAS
LENGKAP
1.
Nama
Lengkap : A
2.
Nama
pendek : I
3.
Tanggal
lahir : 19 Oktober 2005
4.
Usia : 12 tahun
5.
Jenis
kelamin : Perempuan
6.
Anak
ke : Ketiga
7.
Jumlah
saudara : Dua bersaudara
8.
Alamat :
9.
Tinggal
bersama : Orang tua kandung
B. LATAR
BELAKANG
Subjek A ini berusia 12 tahun sekarang duduk di kelas satu SMP,
sebelumnya subjek A tidak mengalami permasalahan perilaku takut ke kamar mandi
pada malam hari. Pada umur 10 tahun inilah awal subjek A mengalami ketakutan
untuk ke kamar mandi sendiri untuk buang air kecil, mandi, sikat gigi sebelum
tidur, dan kegiatan lainnya. Kejadian ini bermula saat subjek berumur 10 tahun
(duduk di kelas lima SD) dan teman-temannya sedang bermain disaat itulah salah
satu temannya mengajak menonton film horror “Conjuring” dari sini subjek A
sampai sekarang merasa takut sendiri ke kamar mandi pada malam hari
Ketakutan yang dirasakan subjek A berupa perasaan cemas atau
kekhawatiran yang berlebihan, subjek A mempersepsikan apabila dia ke kamar
mandi sendiri akan ada hantu-hantu yang muncul menggigitnya dan menakutinya yang menyebabkan
subjek A ini menjadi seorang gadis penakut dan wajib untuk mengajak orang
temannya ataupun pihak keluarga untuk mengantar dan menemaninya ke kamar mandi.
Apabila tidak ada orang yang mengantar subjek A ke kamar mandi pada
malam hari , subjek A lebih memilih untuk menahan rasa ingin buang air kecil
ataupun tidak mandi sampai pagi hari tiba. Terkadang subjek A mengompol dua
kali – 3 kali setiap minggunya. Orang tua subjek A terkadang khawatir dengan
subjek yang sering menahan kencing akan menimbulkan penyakit. Akan tetapi
subjek A tetap keras kepala dan tetap memilih
menahan rasa ingin buang air kecilnya atau tidak mandi sampai pagi tiba
apabila tidak ada yang mengantarnya ke kamar mandi saat malam hari
Tujuan yang ingin dicapai dalam modifikasi perilaku Subjek I, yaitu :
a.
Subjek
menjadi anak pemberani
b.
Subjek
I tidak mengopol
c.
Subjek
I tidak menahan rasa ingin buang air kecil sampai pagi hari
d.
Mengurangi
kebiasaan tidak mandi sore sepulang sekolah
C. ASESMEN
PERILAKU
Ada tiga hal yang perlu
diungkap dalam analisis fungsi yaitu faktor-faktor penyumbang terjadinya
perilaku, yang memelihara perilaku, dan tuntutan lingkungan terhadap klien .
Untuk melakukan analisis fungsi dapat digunakan formula ABC, yaitu:
1. A
(Antecedents)
Segala
hal yang mencetuskan atau menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecedent ini berkaitan dengan situasi
tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat tertentu, tempat tertentu,selagi
melakukan aktivitas tertentu dan sebagainya). Pada kasus ini, antecedents
yang didapatkan, yaitu:
a.
Saat
subjek A tidak ada seseorang yang mau mengantarnya ke kamar mandi pada malam
hari, subjek A lebih baik menahan kencing ataupun tidak mandi sampai pagi hari
tiba.
2. B
(Behavior)
Segala
hal mengenai perilaku yang dipermasalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi
frekuensinya,intensitasnya dan lamanya. Berdasarkan observasi dan wawancara pada subjek bahwa perilaku yang
terjadi adalah sebagai berikut :
No.
|
Perilaku Yang Muncul
|
Frekuensi
|
Durasi
|
1.
|
Mengompol
karena menahan rasa ingin buang air kecil sampai pagi
|
4x
(dalam
seminggu)
|
Apabila tidak
ada orang dirumah yang mengantarnya ke kamar mandi
|
2.
|
Mengompol
|
4x
(dalam
seminggu)
|
Apabila tidak
ada orang dirumah yang mengantarnya ke kamar mandi
|
3.
|
Malas mandi
sore sepulang sekolah
|
2x
(dalam
seminggu)
|
Apabila tidak
ada orang dirumah yang mengantarnya ke kamar mandi
|
3. C
(Consequence)
Akibat-akibat
yang diperoleh setelah perilaku itu terjadi. Konsekuensi inilah yang biasanya
“memelihara” perilaku yang menjadi masalah. Konsekuensi yang menjadi akibat yang harus
ditanggung oleh subjek I karena perilaku takut pergi ke kamar mandi sendiri
pada malam hari, yaitu:
·
Serinnya
menahan kecing subjek A dikhawatirkan akan timbulnya penyakit
·
Mengompol
tiga kali – empat kali setiap minggunya
·
Menjadi
gadis penakut
·
Tidak
mandi sore membuat subjek A bau badan
D. Faktor
Penyebab Munculnya Masalah
Faktor internal yang menyebabkan subjek I menjadi
takut pergi ke kamar mandi sendiri pada malam hari adalah:
a.
Adanya
menset pikiran bahwa akan ada hantu yang muncul
b.
Ketakutan
yang tinggi akan terjadi sesuatu apabila subjek I sendirian pergi ke kamar
mandi, ketakutan yang berlebih cenderung memiliki dampak negative . akibat dari
ketakutan yang subjek I rasakan selama ini saat sendirian ke kamar mandi adalah
:
·
Kesehatan
fisik berupa jantung berdebar-debar
·
Kesehatan
mental berupa khawatir, gelisah, dan marah.
·
Kesehatan
sosial berupa berlari terbirit-birit meninggalkan kamar mandi.
Faktor eksternal yang menyebabkan subjek I menjadi takut pergi ke kamar
mandi sendiri pada malam hari adalah:
a.
Rasa
takut yang ditimbulkan oleh film horror yang disaksikan bersama teman-temannya.
b.
Saat
sendirian di rumah sampai malam hari tidak ada orang rumah yang mengantarnya ke
kamar mandi. Atau dalam keadaan orang tuanya sibuk dalam kegiatan dan tidak
bisa mengantarkan subjek I ke kamar mandi. Dari situlah subjek I memilih
menahan rasa ingin buang air kecilnya sampai pagi dan membuatnya mengompol.
salah satu vidio mengenali kecemasan pada anak
E. Target
Pembahasan Perilaku
Perubahan perilaku yang akan dialami oleh subjek tidak dapat dilakukan
secara langsung dan menyeluruh, namun membutuhkan waktu yang lama dan dengan
cara bertahap untuk melakukan perubahan secara total. Pada perubahan modifikasi
perilaku subjek I akan dilakukan selama dua bulan dari tanggal 23 Oktober –
tanggal 24 Desember 2017.
Sebelum melakukan perubahan perilaku, adanya komunikasi yang baik antara
keluarga dan subjek I. yang terpenting sebelum melakukan perubahan perilaku adalah
kesediaan subjek I untuk berubah dan meminta izin partisipasi dengan orang tua
dalam melaksanakan modifikasi perilaku.
Perubahan perilaku yang dilakukan untuk
subjek I yaitu penghapusan perilaku (Extinction) untuk menghilangkan
rasa takut pegi ke kamar mandi sendiri pada malam hari.
F. Strategi
Mengatasi Masalah
Untuk penghapusan perilaku takut pergi ke kamar mandi
sendiri pada malam hari , subjek I diberikan modifikasi perilaku kognitif dan
modifikasi perilaku behavior menggunakan teknik token economy. Subjek I
dimodifikasi perilaku kognitif untuk menghilangkan rasa takut pada subjek pada
tahap ini partisipasi orang tua subjek sangat penting untuk membantu mengubah
perilaku subjek dengan cara :
a.
Cognitive
Restructuring
Yaitu perilaku kognitif dengan berfikir, pernyataan diri (self statement), dan pembentukan self talk positive (dimana hasil
pemikiran subjek terhadap kecemasan atau ketakutan yang dialami diarahkan
menjadi lebih positif).
·
Subjek
I mengatakan bahwa dia takut pergi sendirian ke kamar mandi saat malam hari
berawal dari dia menonton film horror bersama teman-temannya yang membuatnya
merasa takut untuk pergi ke kamar mandi sendirian dan harus meminta ditemani
salah satu keluarga. Hal ini dimulai saat dia dalam situasi sendirian dirumah,
subjek selalu membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan hantu apabila dia
pergi ke kamar mandi. Disini orang tua memberikan penekanan bahwa ketakutan
tersebut merugikan diri subjek karena menahan rasa ingin buang air kecil akan
menimbulkan penyakit seperti kencing batu, berikan wawasan bahayanya menahan
buang air kecil. Menyakinkan adanya Tuhan YME yang selalu melindungi umatnya di
dunia dari bahaya-bahaya disekitarnya.
b.
Terapi
kognitif
Untuk membantu individu merubah pikiran-pikiran yang menyimpang.
·
Peran
orang tua untuk memberi wawasan bahwa di kamar mandi tidak akan ada apa-apa,
hantu itu tidak ada, dan tidak menyeramkan, ke kamar mandi saat waktu malam
hari pun sama seperti ke kamar mandi saat pagi atau siang hari, membiasakan
berdoa sebelum ke kamar mandi untuk meredakan rasa takut berlebihannya.
c.
Pelatihan
keterampilan coping kognitif
Dengan
memberikan cara subjek I untuk membayangkan bahwa kamar mandi seperti di dalam
kamarnya atau keadaan seperti waktu pagi/siang, yang aman karena sama-sama di
dalam rumah yang tidak akan ada yang mengganggu subjek I di dalam rumah.
Langkah-langkah
modifikasi perilaku behavior dengan teknik token economy :
1.
Token economy yang diberikan berupa koin berwarna ungu (apabila
dilakukan), dan koin berwarna merah (apabila tidak ditentukan). Subjek I harus
mendapatkan koin minimal 35 koin ungu dari 42 koin yang harus didapatkan untuk
mendapatkan reward berupa buku binder
sesuai keinginan dari subjek I. Syarat pemberian koin ini dimulai pada minggu ke empat.
2.
Token economy akan dilakukan selama 2 bulan, dengan ketentuan melihat
perubahan perilaku subjek I selama satu minggu selama perubahan perilaku ini
subjek diterapkan untuk membaca doa sebelum masuk ke kamar mandi untuk
meredakan rasa takut subjek. Terdapat 9 minggu yang diberikan untuk melihat perubahan
subjek.
·
Pada
minggu pertama subjek akan selalu diantar salah satu dari pihak keluarga agar
subjek I tidak menahan rasa ingin buang air kecil sampai pagi hari dan perilaku
mengompolnya.
·
Minggu
kedua dan ketiga subjek I akan diantar setiap malamnya ke kamar mandi tetapi
setelah subjek I berada di dalam kamar mandi seseorang yang mengantarkannya
akan meninggalkan subjek, ini diberikan supaya subjek mengetahui persamaan saat
diantar dan tidak diantar tidak akan terjadi hal-hal mengerikan dan bahaya
seperti munculnya hantu.
·
Minggu
keempat dan seterusnya subjek I akan sendiri untuk pergi ke kamar mandi pada
malam hari.
3.
Reward berupa buku binder akan diberikan pada tanggal 24 Desember 2017 dengan
syarat subjek mendapatkan minimal 35 koin ungu dari 42 koin yang seharusnya
didapatkan.
G. Evaluasi
Proses Dan Hasil
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jum’at
|
Sabtu
|
Minggu
|
23
MULAI
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13 |
14
|
15 |
16
|
17
|
18 |
19
|
20
|
21
|
22 |
23
|
24 |
25 |
26 |
27
|
28
|
29 |
30
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5
|
6 |
7
|
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14
|
15
|
16 |
17 |
18 |
19 |
20 |
21 |
22
|
23 |
24 |
Keterangan
:
: Bulan Oktober 2017 : Apabila dilakukan
: Bulan November 2017 : Tidak dilakukan
: Bulan Desember 2017
a. Hasil
Dari hasil teknik token economy ini dapat dilihat perubahan dari subjek I, dari pemberian
reinforcement positif pada minggu pertama berupa diantarkannya ke kamar mandi
lalu dilanjutkan penghilangan perlahan reinforcement positif dengan cara subjek
I tetap diantarkan tetapi setelah subjek berada di kamar mandi subjek
ditinggal, dengan tujuan agar subjek mengetahui persamaan saat diantar dan
tidak diantar tidak akan terjadi hal-hal mengerikan dan bahaya seperti
munculnya hantu. Membuahkan hasil perubahan pada minggu keempat, minggu keempat
ini awal pemberian koin maupun ada beberapa kali subjek meminta untuk
mengantarkan salah satu orang tuanya ke kamar mandi, perilaku mengompolnya pun
berkurang pada minggu ini subjek mengompol 1 kali pada hari Kamis. Minggu ke
lima sampai minggu kesembilan subjek I terlihat perubahan perilaku, subjek I
mengatakan bahwa dia sudah mulai berani untuk pergi ke kamar mandi sendiri,
bahkan orang tua menawarkan tetapi subjek I memilih untuk sendiri pergi ke
kamar mandi. Selama dua bulan ini subjek I mengalami perubahan perilaku yang
cukup baik dengan total 34 koin kuning subjek I tetap diberikan reward buku binder yang subjek inginkan
karena subjek telah berusaha bersungguh-sungguh untuk mengubah perilaku
takutnya.
b. Hambatan
1.
Terkadang
subjek I meminta untuk mengantarkan ke kamar mandi pada malam hari.
2.
Orang
tua subjek terkadang sibuk yang membuat jam pulang larut malam saat minggu
keempat
KATA PENUTUP
Program dimana sekelompok
individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan muncul,
dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer.Token
economy dibuat berdasarkan prinsip conditioning reinforcement. Conditioning reinforcement merupakan adalah stimulus yang tidak secara langsung menguatkan
perilaku, namun stimulus tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan dengan
reinforcer lain
Penguatan
yang digunakan pada Subjek I berupa koin warna kuning (apabila dilakukan) dan
koin merah (apabila tidak dilakukan). Koin ini kemudian dapat ditukarkan
dberbagai penguatan positif yaitu sebuah buku binder sesuai dengan permintaan
subjek I. Tujuan terapi ini adalah menciptakan suasana dan tingkah laku yang
wajar dan dikendaki yaitu agar subjek I menjadi anak yang pemberani untuk pergi
sendiri ke kamar mandi pada malam hari.
0 komentar:
Posting Komentar